Apa yang ada dalam benak anda? Ketika melihat seorang siswa SMP sudah merokok?
Pasti tak jauh jauh dari kata siswa bajingan, murid badung dan kata buruk lainnya.
Seperti kisah kelamku yang amat sangat tidak pantas dicontoh. Namun ingin saya tuliskan di blog ini, agar menjadi pelajaran bagi orang tua supaya lebih berhati-hati dalam mendidik dan mengawasi anak-anaknya. Terutama bagi saya pribadi tentunya. Karena memang saya sendiri sedang belajar menjadi orang tua.
Tak sengaja tadi sore melakukan blogwalking, nemu postingan berjudul 4 jawaban klasik siswa ketika tidak mengerjakan PR dari blog Jalan Membara. Saya ikut berkomentar. Setelah cerita ngalor ngidul. Saya jadi buka aib sendiri. Hehehe
Tapi dari situ, saya jadi terinspirasi untuk menulis di blog saya ini.
Jika kalimat pada paragraf pertama saya bertanya “Apa yang ada di benak anda jika melihat siswa SMP sudah merokok?
Dan jawabannya pastilah kalimat berkonotasi negatif. Tak berbeda jauh dari itu, yang saya alami lebih parah.
Yaaa, lebih parah dari itu. Saya sudah merokok sejak kelas 3 SD.
Salah pergaulan. Itu kata yang umum di katakan orang kepada saya pada saat itu. Tak bisa di pungkiri, awal saya mencicipi tembakau berbungkus kertas papir itu memang berawal dari bujukan teman. Meski tidak bisa sepenuhnya juga saya menyalahkan mereka. Sebab salah saya juga, kenapa saya harus mau? Toh saya bisa menolak.
Memang tidak bisa dipungkiri. Berdasarkan fakta dan pendapat para ahli, lingkungan sangat berpengaruh terhadap sifat an karakter anak. Saat itu saya suka bergaul dengan anak-anak umuran SMP. Terutama sepulang sekolah. Aku merasa malu, bila harus bermain dengan teman sekelas. Sebab aku paling bongsor di antara yang lain. Di usiaku yang baru kelas 3 SD badan ku sudah hampir sama dengan anak SMP.
Berawal dari situ aku bergaul dengan mereka. Sampai pada akhirnya aku ikut merasakan yang namanya merokok. Sebenarnya, pertama kali saya merokok itu nggak enak. Setelah menghisap rasanya pahit. Aku sendiri sebenarnya merasa tidak nyaman. Tapi apa daya, kalau tidak mau maka ancamannya tidak boleh bermain bersama mereka lagi.
Dari situ aku merasa tidak punya pilihan. Aku tidak mau bermain dengan teman sekelas. Sebab aku tidak mau terlihat paling besar di antara mereka. Bermain dengan teman sekelas saat di rumah itu. Bagai telanjang di tengah pasar. Pasti aku sering di ledekin sama orang yang lebih dewasa. Dikatain kalau aku adalah bapak dari teman teman-temaku. Huuuuh sangat malasssss.
Sejak saat itu aku merokok sembunyi sembunyi. Kadang di kebun, kadang di sungai saat main bareng teman-teman. Hal itu berlangsung sampai aku masuk SMP.
Setelah masuk SMP aku mulai berani merokok di rumah. Tentu saja hal itu membuat bapakku marah, walaupun tidak marah dengan hebatnya. Tapi dia sempat melarangku, saat pertama kali melihat aku merokok. Dengan nada marah dia berkata “Siapa yang ngajarin? Masih kecil udah berani merokok.” Dengan santainya aku menjawab “Nggak ada yang ngajarin. Kalau bapak mau nyuruh aku berhenti merokok, bapak juga harus berhenti merokok”
Bak di sambar petir di siang bolong dia tak berkutik dan tak bisa menjawab. Sejenak terdiam sambil berhati-hati dia bilang “Ya sudah boleh merokok, tapi jangan merokok kalau di sekolah.” Dalam hati aku berkata dengan penuh kemenangan yessssss bapakku nggak marah.
Seperti pesan bapak, aku tidak pernah merokok di sekolah. Karena memang sekolah juga tidak membolehkan siswanya merokok.
Sampai tiba pada momen, dimana aku datang ke acara selamatan atau kenduri di rumah salah satu tetangga. Saat itu aku datang mewakili bapakku karena bapakku tidak bisa hadir.
Disitulah aku merokok bareng pak guru. Bahkan dua guru sekaligus, yang kebetukan kedua guru itu adalah tetanggaku. Aku duduk persis di sebelah pak Lesmono. Seorang guru matematika yang cerdas dan lucu. Tapi saat bliau mengernyitkan dahi dan menacungkan jari telunjuknya. Sebagai ungkapan kemarahan kepada murid yang tidak tertib. Tak satu pun siswa yang berani berkutik. Tak perlu bliau mengucapkan sepatah kata pun untuk menyuruh murid diam.
Yang kedua pak Seun seorang guru PPKN kalau sekarang mungkin PKN. Sosok guru yang juga lucu dan cukup ramah pada siswa yang rajin dan berprestasi. Tapi senang memberikan kritik dan sindiran yang tajam pada siswa yang badung seperti saya. πππ Bliau duduk tepat di hadapanku berjarak hanya beberapa meter saja. Karena posisi duduk kami melingkar di ruangan yang tak begitu luas.
Dan meskipun di kenal badung, saya anti kekerasan. Bahkan sejak kecil sampai saat ini aku menikah dan punya anak. Belum pernah sekalipun aku berantem. Selain di arena tanding.
Sebenarnya meskipun saya tekenal badung. Tapi nggak badung badung amat. Kebadungan saya hanya sebatas suka merokok di usiaku yang pada umumnya belum boleh merokok. Itu pun di luar sekolah.
Sebenarnya saya termasuk berprestasi di sekolah. Dari sisi prestasi akademik saya selalu menduduki ranking tiga di kelas. Bahkan saat masih SD pernah beberapa kali mendapatkan ranking satu dan tak pernah lari dari ranking tiga. Namun setelah di SMP harus ku akui prestasi ku menurun drastis, sampai pernah menduduki ranking 5. Dan itu adalah pengalaman terburukku.
Dari sisi non akademik aku pernah mendapat nomor urut 19 lomba lari 10 km dari 10.000 pesrta. Selain itu pernah menjadi Juara 1 lomba pencak silat PSHT CUP se kabupatesalah Banjarnegara kelas G Putra
Aaahhh lupakan soal prestasi yang tidak ada bukti ππ tapi insyaalloh kapan kapan aku posting juga foto raport dan piagam penghragaan itu. πππ Dikira pamer nggak ya? πππ
Oke… Kembali ke topik soal merokok bersama pak guru. Di sela-sela aku sedang merokok. Terdengar celetukan dari salah satu tetanggaku yang hadir di situ “Man kamu nggak takut besok di hukum sama pak Seun dan pak Lesmono ketahuan merokok?”
Mak serrrr dadaku mendengar celetukan itu. Secara spontan aku pun menjawab “Ya nggak mungkin, ini kan di luar jam sekolah. Ya kan pak?” minta persetujuan dari kedua guruku yang terhormat. Bak kerbau yang di tusuk hidungnya mereka pun menganggukan kepala tanda setuju. Namun diikuti senyum sinis yang membuatku berfikir bagaimana nasibku besok pagi di sekolah.
Dengan rasa tak berdosa. Tetanggaku yang nyeleletuk itu tertawa, melihat kedua pak guru ku mengangguk yang kemudian di ikuti para tamu yang lain. Setelah acara selesai aku pun pulang.
Keesokan harinya tepat jam pelajaran pertama PPKN, dengan pengajarnya sang pengkritik tajam buat murid badung seperti saya. Bahka mungkin semalaman bliau tidak tidur, memikirkan bagaimana mengkritik ku dengan sindiran.
Seperti yang sudah ku duga, setelah masuk kelas dan mengucapkan salam. Pasti dia tidak akan langsung memulai pelajaran, jika baru saja menemukan kelakuan salah satu muridnya yang badung berulah.
Setelah mengucapkan salam dan menaruh buku di atas meja. Bliau mulai berkata “Sepertinya ada yang harus dirubah dari peraturan sekolah kita ini, agar siswanya lebih tertib dan tidak mencoreng nama baik sekolah. Ada yang tau peraturan tentang apa itu?” “Nggak pak.” Serentak siswa satu kelas menjawab.
Mendengar jawaban anak-anak bliau melanjutkan kalimatnya “Yang perlu di rubah dari peraturan di sekolah ini adalah, tentang larangan merokok bagi siswa. Sekarang peraturan di sekolah kita hanya melarang siswa, agar tidak merokok di lingkungan sekolah atau di luar sekolah selama masih mengenakan seragam atau atribut sekolah. Sehingga ada siswa yang beranggapan kalau di luar sekolah boleh dengan bebas merokok, bahkan di hadapan gurunya”
Mendengar ucapan itu satu kelas langsung menatap ku penuh curiga… “Aaah nasib.” dalam hati aku berkata. Tapi aku tetap cuek, toh aku tetap tidak melanggar aturan sekolah pikirku.
Melihat siswa satu kelas menatap ku penuh curiga. Sang guru seperti merasa iba lalu berkata “Tapi di kelas ini tidak ada. Ada tapi di kelas lain.”
“Bisa aja nich orang.” ucapku dalam hati. “Untung aja guru, kalau bukan guru. Mungkin petani, peteternak atau bahkan pejabat” πππππ Selingan biar nggak tegang ππππ
Setelah itu pelajaran pun di mulai. Ucapan bliau pun berlalu begitu saja bagai angin yang malam yang tak berbintang. Haaaaaahaha mbuh mana ada angin malam berbintang.
Sampai tiba waktunya aku berhenti merokok atas kesadaran ku sendiri. Namun tak lepas dari motivasi dan nesehat dari guru yang bisa aku bilang sikapnya cukup arogan. Ya bliau adalah pak Nurrohaman. Guru olah raga yang kalau ngomong suka blepotan dan mulutnya sampai berbusa saking semangatnya memberikan arahan pada anak didikmya.
Selain sebagai guru olah raga di jam sekolah, dia juga mengajar ektrakurikuler pencak silat. Kalau saya bilang, mungkin dia guru olah raga paling sukses di Banjarnegara. Belum genap 3 tahun mengajar dan masih menjadi guru honorer pada saat itu. Bliau sudah mencetak lebih dari 50 anak didiknya menjadi juara 1 cabang pencak silat. Mulai tingkat kabupaten, propinsi bahkan ada yang lolos sampai tingkat nasional. Di berbagai even dari berbagai kelas di 3 sekolah yang berbeda. Itu sekitar 10 tahunan yang lalu. Dan setiap tahunnya tidak pernah absen anak didiknya pasti ada yang meraih juara 1. Kalau sekarang mungkin sudah ratusan bahkan mungkin ribuan.
Salah satunya saya. Walaupun saya hanya bisa meraih juara 1 tingkat kabupaten. Namun tidak berlanjut ketingkat propinsi, karena memang even yang saya ikuti pada saat itu hanya di gelar di tingkat kabupaten. Tapi setidaknya atas motivasi bliau aku berhenti merokok.
Tak banyak kalimat yang terucap dari mulut bliau saat itu dia hanya bilang. “Jum fisik kamu bagus, teknik kamu menyerang dan bertahan juga bagus. Tapi nafas kamu mudah terengah-engah. Jika kamu ingin berprestasi dalam olah raga ini, berhentilah merokok. 6 bulan lagi ada kejuaraan” Entah tau darimana dia bisa tau kalau aku suka merokok. Ah tapi itu tak lagi penting. Yang terpenting aku harus bisa membuktikan bahwa aku bisa berprestasi. Sejak saat itulah saya berhenti merokok. Enam bulan setelah itu, aku mengikuti kejuaraan dan aku pun berhasil meraih juara 1 PSHT CUP kabupaten Banjarnegara.
Catatan:
Sedikit pelajaran yang mungkin dapat di ambil adalah.
1. Selain karena orang tua yang kurang tegas kepada saya, juga penyebab saya merokok karena ajakan teman. Jadi berhati-hati lah jika anda memiliki anak berteman dengan perokok.
2. Sikap saya cuek merokok dihadapan guru. Sebagai bentuk protes karena saya kurang mendapat perhatian dari orang tua. Bukan bermaksud menyalahkan orang tua. Tapi karena orang tua saya termasuk orang yang minim pengetahuan dalam mendidik anak. Tapi seburuk apapun orang tua saya dia tetap orang yang harus saya hormati dan telah berjasa membesarkan dan menyekolahkan saya.
Mari berikan kasih sayang cukup pada anak. Terlebih anak yang memasuki usia remaja.
3. Saya berhenti merokok karena termotivasi. Bukan karena disindir, dimarahi, atau di banding-bandingkan. Jadi jika kita memiliki anak yang mempunyai kebiasaan buruk. Buatlah agar dia termotivasi dengan memberikan harapan dan pemahaman. Hal baik apa yang akan si anak dapat, jika bisa meninggalkan kebiasaan buruknya.
Tulisan ini bukan di maksudkan untuk mengajari tapi sebagai pengingat buat kita semua. Juga bukan untuk menyudutkan pihak manapun.
Jika ada saran dari cara penyampaian maupun tata bahasa dan penulisan. Dengan senang hati saya akan menerima masukannya.
Terimakasih monggo berkomentar
saya tidak merokok sama sekali, jadi saya enteng saja bilang kepada mereka untuk tidak merokok.
SukaDisukai oleh 1 orang
Patut di contoh pak πππππ
SukaSuka
Saya merokok, namun saya tetep menyarankan untuk tidak merokok.
sebab merokok itu berat, mereka tak akan sanggup, biar saya saja. hahaha
SukaDisukai oleh 1 orang
Sejak lulus SMP smpe sekrang saya jg merokok lagi. Bahkan saat mengetik tulisan ini saya juga sedang merokok. πππ
SukaSuka
Hehehe.. Setidaknya mengingatkan pada teman yang takut bahayanya rokok agar tidak emncobanya…
sebab mereka tak akan sanggup apalagi kalau setengah hati merokoknya, wkwkwkw
SukaSuka
Hahahaha bisa aja lu vroooh
SukaSuka
Dulu pas SD kelas 5han saya juga pernah iseng-iseng ngerokok, ya karena ajakan teman tadi, walau dalam hati ngerasa aneh sama aroma dan rasanya. Pahit dan panas euyy.
Tapi rokok kayaknya bukan hal yang mudah menyuntikan candu kepada saya, sehingga sampai sekarang saya tak suka merokok.
Kemarin-kemarin sempat mencoba merokok didepan teman, itupun cuman biar kelihatan sedikit “keren”, selebihnya lebih nyaman tanpa rokok.
SukaDisukai oleh 2 orang
Tuh kan kecil kecil udaj berani ngrokok… πππ
Klo saya malah setelah lulus sampai sekarang masih ngrokok ππ
SukaSuka
Ya mas, biar keren aja gitu mas. Kalau gak ngerokok dianggap banci soalnya. Hhhii
Wah, tetap istiqomah ya.
SukaSuka
Hahaha. Istiqomah dalam keburukan πππ
Lg pengin berhenti lagi. Tp klo nggak ngrokok suka urng uringan. Masih belum menemukan motivasi buat berhenti merokok π
SukaSuka
Btw tulisannya asyik dan enak dibaca mas.
SukaSuka
Itu pujian bukan kritikan mas. ππππ
Kritiknya mana?
SukaSuka
Gak ada mas, saya ngerasa nyaman bacanya kok. Heee
SukaSuka
Hahaha bisa aja sampean.. πππ
SukaSuka
Saat sekolah sampai lulus SMA saya tak kenal rokok…,saya baru mulai merokok setelah lulus SMA dan sudah kerja sendiri….,tapi akhirnya berhenti juga dari ketergantungan rokok…
FYI… sebelumnya saya mengahbiskan 2-3 bungkus Surya 16 per hari… π
SukaDisukai oleh 2 orang
Benarkah pak? Saya juga pernah mengalami masa itu 2-3 bungkus Marlbroro per hari klo gk lucky strike. Kmudian bergeser ke gudang garam filter tp smkin berkurang. Apalagi sekarang udh berkeleuarga. Jd pro mil dan cuma sehati sbungkus. Lagi dalam tahap menciba berhenti juga..
Btw terimakasih sudah berkunjung mas
SukaDisukai oleh 1 orang
waahh banyak juga sampe 3 bungkuss .. tekorr saya itumahh
SukaSuka
Jaman itu surya 16 harganya cuma 10 rb di tempat saya,mas bro….
Kalau sekarang sudah hampir 25 ribu π
SukaSuka
Makanya saya juga mau berhenti merokok πππ
SukaSuka
saya perokok pasif tapi semenjak ada tulisan di larang merokok dimana-mana .. saya semakin perokok aktif untuk merokok dimana-mana .. wkwkw
SukaDisukai oleh 1 orang
Hahahahaha bisa aja mas..
Terima kasih kunjungannya.
Salam kenal
SukaSuka
Baik itu guru, murid bahkan kepala sekolah atau pun orang lain yang merokok, itu tidak baik.
Nasihat sederhana dari guru saya, “Kalau tidak bisa memberi contoh yang baik, jangan memberi contoh buruk.”
Ada amal baik jariyah dan dosa jariyah. Kalau memang perokok, sebaiknya guru itu (atau yg lain) tidak merokok, bahkan mengajak orang lain merokok. Merokoklah di tempat sepi yang tidak ada orang yang melihat.
SukaDisukai oleh 1 orang
Sejak kelas 3 SD saya merokok kemudian berhenti di awal kelas 2 SMP smpe lulus SMP. Namun akhirnya saya kembali merokok smpe sekarang. Saya tidak pernah menyarankan seseorang untuk jd perokok. Merokok itu berat kamu nggak akan kuat biar aku aja πππ
SukaSuka
Aku mbiyen ngrokok ning jero kelas, lebare di kon mulih njuk ra sido sekolah.. Lucu ra ?? Haha..
SukaDisukai oleh 3 orang
Yo lucu tak melu ngguyu srpda aku benyok kang hahahahaha…
Kenangan yg tidak pantas di contoh betul? ππππ
SukaSuka
Tidak pantas dicontoh, tapi patut dikenang.. Dadi aq nduwe crita nggo
SukaSuka
Ndang to critakno πππ
SukaSuka
Bisa jadi cerita buat anak ke ngesuk.. Hhe
SukaDisukai oleh 1 orang
Kapan nikahe kok ws mkir duwe anak? Wkwkwkwkwk
SukaSuka
Aq nmbe 1 wulan nikah,
SukaDisukai oleh 1 orang
Oooooh nganten anyar brti iki
SukaSuka
O iyo jelasssss tohh hhh
SukaSuka
Gek ganas ganase iki brti πππ
SukaSuka
Wah tidak boleh diungkapkan nek kui
SukaSuka
Iyo mesake sing jomblo πππ
SukaSuka
Jomblo kui luwih apik mas.. Daripada pacaran trus ra nikah nikah.. Hehe.. Nek aq si.. Makane nek wes ketemu jodone ki langsung wae.. Gak pake lama..
SukaDisukai oleh 1 orang
Setuju kang πππππ
SukaSuka
Nggawe artikel masalah kesehatan anak kang. Po seputar liburan dengan anak yang masih bayi..
Maksute tips liburan dengan anak yang masih bayi.
Soale aq jarang nemu artikel ngono kui..
Kan bisa narik pembaca juga..
SukaSuka
Aku niate ngono kang. Kebetulan wingi bar liburan juga kro anak wedok hehehe tapi lagi nyari refrensi tipa ben rodo lengkap. Sebagai tambahan dr pengalaman pribadi
SukaSuka
Saya mah perokok banget.. Sampai sekarang
SukaDisukai oleh 2 orang
Aku pengin leren sak jane kang tp kok uuuaaaangelllllleeeeee ππππ
SukaSuka
Podo, aq yo angel rep leren… Leren e nek pas ra ndue duit.. Nek aq tuku roko sek larang.. Ben nek pas kere.. Njuk ra ngrokok.. Hhhha
SukaDisukai oleh 1 orang
Mbok sing rodo kreatif sitik ngono lhooo kang ojo angger muni podo. ππππ
Ngonmu cedak kro sing mbiyen gwe tibo helikopter tni ra?
SukaSuka
Yo ra to mas,, adoh.. Kae mah temanggung
SukaDisukai oleh 1 orang
Ora sing winginane sing mbiyen kae. Ws ono nek 5 taunan.. Cedak kaliangkrik kok
SukaSuka
Paling aq iseh ng Jakarta dadi rapaham.. Hh
SukaDisukai oleh 1 orang
Mungkin kang
SukaSuka
Tadinya sy mau komen kasih selamat karena mas Juman berhasil berhenti merokok, ttp setelah baca2 balasan komen sebelumnya, ternyata mas Juman kini merokok lagi ya?
Jadi selamat nya di tunda he he
tapi sy tetap mendoakan smg mas Juman suatu saat bisa berhenti merokok seterusnya. Aamiinn..
SukaDisukai oleh 2 orang
Amin terus doakan sembari saya terus berusaha mas… Dan makasih danya serta kunjungannya di tunggu saja kunjungan baliknya. Insyaalloh aku datang hehehe
SukaDisukai oleh 1 orang
iya mas Juman sama2
sy ibu2 mas he he
SukaDisukai oleh 1 orang
Oh maaf kiranin laki, wong namanya ahmadi. Pas balas komen gk mncul ayatarnya πππ
SukaDisukai oleh 1 orang
Oh gitu ya ….
iya mas juman bkn orang pertama yg manggil sy mas he he
SukaSuka
Naaah lhoooo brtti wajar πππ
SukaDisukai oleh 1 orang
iya mas he he
SukaDisukai oleh 1 orang
Aku ya uang nya habis buat beli rokok mas Juman ππ
SukaDisukai oleh 2 orang
Hahaha sama buat nyicil motor juga kan? Hahahaha
SukaDisukai oleh 1 orang
Ndak punya motor aku mas, ke alfamart beli rokok tadi pagi ngonthel… Cicilane hape buat modal ngeblog π€£
SukaDisukai oleh 1 orang
Itu malah bagus siapa tau bisa jadi bloger sukses. Kayak raditya dika dan lain lain hehehe
SukaDisukai oleh 1 orang
Aamiin, makasih doa nya mas Juman, semoga bisa sukses sama sama, muslim mas?
SukaDisukai oleh 1 orang
Sama sama.
Alhamdulillah di KTP masih belum berubah. Masih tertera muslim. Dan insyaalloh tidak ada niatan buat merubah heeheheee
SukaDisukai oleh 1 orang
Hahaha, sip mas π
SukaSuka