7 Hal Yang Hanya Bisa Dirasakan Orang Tua (Pasangan yang Sudah Punya Anak)

Mendidik anak
Keluarga kecilku

Menikah dan punya anak, adalah pilihan. Walau ada yang menikah tapi tak ingin punya anak. Tapi yang ingin punya anak walau sudah bertahun-tahun menikah, belum dikasih anak jauh lebih banyak, daripada yang tidak ingin punya anak. Tak jarang mereka yang belum dikaruniai anak, melakukan segala upaya. Berdoa dan berusaha agar segera diberi anak. Tanpa kenal lelah mereka berusaha.

Dan bersyukurlah kita yang sudah menikah dan punya anak.

Dan ada kebanggaan tersendiri bagi saya, selama menjadi orang tua. Sebab ada hal yang tak bisa di rasakan oleh saya ketika belum punya anak. Dan mungkin juga mereka yang belum punya anak.

Berikut 7 hal yang hanya dirasakan oleh pasangan yan sudah punya anak versi ayah Juman. Hehehe

1. Mempersiapkan nama

Ketika istri diketahui positif hamil, biasanya pasangan suami istri akan segera mempersiapkam nama. Selera memberikan nama pun berbeda beda untuk masing-masing calon orang tua. Mulai nama nama artis idola, nama tokoh terkenal, nama nama islami seperti nama nabi nama malaikat dan masih banyak lagi. Bahkan pada satu pasangan suami istri, bisa saja saling berbeda pendapat untuk memberikan nama. Dan tak jarang terjadi perdebatan kecil antara suami dan istri.

Ada juga yang sudah mempersiapkan nama laki-laki, tapi pas lahir atau pas di USG ternyata perempuan. Atau bisa juga sebaliknya.

Tapi itu menjadi keseruan tersendiri dan bisa menjadi kenangan di masa mendatang.

Apakah kamu juga mengalami hal ini?

2. Mempersiapkan perlengkapan bayi

Selain perdebatan saat mempersiapkan nama. Hal yang umum di lakukan orang tua adalah memeprsiapkan perlengkapan bayi. Beberapa yang biasanya dianggap penting seperti popok, bak mandi, kasur bayi dan masih banyak lagi. Saat seperti itu para calon orang tua akan sangat antusias. Ini akan menjadi momen tak terlupakan bagi suami istri.

Namun ada juga yang saat saat seperti itu, justru menjadi saat paling menyedihkan. Penyebabnya bisa karena saat itu kuangan sedang tidak stabil. Ada keluarga yang terkena musibah dan lain lain.

3. Menanti perkembangan anak

Siapapun orangnya, pasti akan sangat antusias menanti perkembangan. Misalnya saat anak sudah bisa tengkurap, pasti akan menunggu kapan anak bisa duduk. Begitu anak bisa duduk, pasti akan sangat berharap agar anak segera bisa merangkak, berjalan, bicara dan seterusnya.

Bener nggak? Hehehehe

4. Takut anak tidak berkembang normal

Jika tadi kita antusias menanti perkembangan anak. Hal lain yang hanya bisa dirasakan orang tua adalah, khawatir anak kita tidak berkembang sesuai anak seusianya. Misalnya ketika anak-anak lain sudah mampu merangkak, sementara anak kita belum. Pasti hati kita akan merasa sedih dan khawatir. Sebenarnya tak perlu terlalu khawatir jika anak tidak berkembang seperti anak sesusianya. Selama ketertinggalan anak kita tidak terlalu jauh. Sebab, perkembangan masing-masing anak berbeda-beda. Akan tetapi jika ketertinggalan itu terlampau jauh. Alangkah baiknya, segera konsultasikan dengan dokter atau petugas kesahatan lainnya.

Namun sebelum hal itu tidak terjadi pada anak-anak kita, sebaiknya kita memperhatikan hal-hal yang mempengaruhi tumbuh kembang anak. Mulai asupan makanan, lingkungan yang sehat dan lain sebagainya.

Khususnya bagi ayah yang suka merokok kayak saya. Hihihihi 😁😁😁 Jangan merokok dekat anak, apalagi jika anak kita masih balita. Hindari merokok dekat anak.

5. Di tuntut bijak

Ketika anak kita mulai bisa bermain dengan anak-anak lain, kita sebagai orang tua dituntutu menjadi bijak. Misalnya ketika anak nerantem dengan temannya. Kita tidak bisa serta merta membela anak kita. Apalagi sampai memarahi teman si anak atau anak tetangga. Ini bisa berakibat fatal. Tak jarang sesama orang tua bermusuhan, gara-gara saling membela anaknya sendiri. Padahal setelah anak berantem, dalam hitungan jam saja biasanya sudah baikan. Tapi kalau sampai orang tua ikutan berantem. Bisa lama, bahkan seumur hidup bermusuhan dengan tetangga. Disinilah kita dituntut bijak menyikapi anak yang berantem.

6. Di tuntut adil

Hal ini biasanya terjadi bagi orang tua yang memiliki lebih dari satu anak. Tak bisa di pungkiri, ketika kita memiliki anak lebih dari satu. Pasti akan ada kecemburuan di antara anak anak kita. Misalnya ketika si kakak di suruh mengalah berebut mainan dengan adek. Si kakak akan merasa kita pilih kasih. Apalagi jika hal itu dilakukan berulang-ulang. Meski kita sudah berusaha berbuat seadil-adilnya. Terkadang ada saja di antara anak -anak kita yang merasa mendapat perlakuan kurang adil.

Disini kita benar-benar dituntut untuk menjadi orang tua yang adil. Dan harus lebih berhati hati memperlakukan anak-anak kita. Disadari atau tidak, ini merupakan pembelajaran agar kita menjadi lebih dewasa, lebih cerdas, adil dan bijak dalam memperlakukan anak-anak kita.

7. Mempersiapkan pendidikan anak

Hal yang tak kalah menarik dan mejadi prioritaas bagi setiap orang tua adalah mempersiapkan pendidikan anak, khususnya pendidikan formal. Tak jarang orang tua mempersiapkan biaya pendidikan anak, jauh jauh hari sebelum anak masuk sekolah.

Selain itu hampir semua orang tua, rela melakukan apa saja demi pendidikan anak. Harapannya pasti tak lain dan tak bukan, agar anak memiliki pengetahuan yang luas dan memiliki budi pekerti yang luhur. Karena pengorbanan orang tua yang begitu besar. Sudah sepantasnya ketika besar nanti anak harus berbakti kepada orang tua.

Dan semoga kita sebagai anak dari orang tua kita, bisa menjadi anak yang berbakti.

Dengan membaca tulisan ini, semoga anda dan kita semua yang sudah menjadi orang tua, bisa lebih bersyukur dan patut berbangga menjadi orang tua.

Sebab

“semua orang diberi kesempatan untuk menjadi anak-anak, tapi tidak semua orang diberi kesempatan untuk menjadi orang tua.”


Baca juga:

7 Rahasia menjadi ayah yang dekat dengan anak

Anak susah diam belum tentu hiperaktif


Anda setuju…????

Silahkan berikan komentar

Tapi jangan di share….. Kecuali anda merasa tulisan ini bermanfaat. Hehehe

23 respons untuk β€˜7 Hal Yang Hanya Bisa Dirasakan Orang Tua (Pasangan yang Sudah Punya Anak)’

Add yours

  1. Iya, Mas. Saya juga merasakan.
    Ada pengalaman lucu, waktu istri hamil muda, semangat banget mengumpulkan nama anak dan berburu perlengkapan bayi. Tapi kemudian seiring waktu ga begitu semangat lagi. Tau-tahu istri sudah hamil tua dan mau melahirkan. Jadi kalang kabut karena nama belum dipilih, dan perlengkapan bayi yang dulu dibeli ternyata perlengkapan sekunder, bukan yang primer.

    Disukai oleh 1 orang

    1. Tapi cukup berkesan kan mas? Hehehe

      Kebuthan skunder yg di beli apa misalnya mas?

      Saya tebak kayaknya lebih milih beli baju sma clana drpda popok.

      Atau bsa juga beli mainan tp lupa beli bak mandi 😁😁😁

      Suka

      1. Iya, mas hehe.
        Beli popok dan gurita juga, tapi sedikit karena pikirnya toh tiap hari dicuci dan dipakai cm beberapa bulan.
        Waktu menjelang lahiran, mertua datang dan mengecek apa yang kami sudah beli, beliau cuma geleng-geleng kepala.
        Akhirnya beliau juga yang belanja ke pasar hari itu juga.

        Disukai oleh 1 orang

  2. Tapi dari semua itu, yang menjadi kekhawatiran adalah perkembangan dan pendidikan anak. Takut tak bisa memelihara anak. Takut anak kurang gizi dan salah memberi makan anak. Takut anak merasa tidak nyaman. Takut anak jatuh/sakit. Dan segala macam ketakutan.
    Sampai timbul pikiran gila kami untuk menitipkan anak ke mertua supaya bisa dipelihara dan dididik dengan lebih baik, karena bagaimana pun juga mereka lebih berpengalaman.
    Sampai kami sadar bahwa anak adalah titipan Allah. Jika Allah menganugerahi anak pada kami, ini berarti kami wajib memelihara dan mendidiknya sebagai wujud syukur.

    Disukai oleh 1 orang

    1. Ya betul sekali mas.. Kayaknya hampir semua orng tua mngalami kekhawatiran seperti itum tapi seiring berjalannya waktu. Tak semua yg kita takutkan itu selalu terjadi. Tak jarang banyak ketakutan yg malah sama sekalitqk terjad.

      Disukai oleh 1 orang

Tinggalkan komentar

Buat Blog di WordPress.com.

Atas ↑