5 Tips Membuat Anak Akrab Dengan Kakek Dan Neneknya

Tidak ada hal paling menyedihkan bagi kakek dan nenek ketika melihat cucu-cucunya datang dari luar kota, tetapi cucunya tida mau digendong atau sebatas dicium pipinya.

Kejadian itu pernah dialami oleh bapak dan ibu saya, pada saat kedatangan kakak yang tinggal di Semarang bersama anaknya. Betapa rindunya mereka (bapak dan ibu saya) kepada cucu yang selama ini tak bisa mereka lihat karena tinggal jauh di luar kota. Momen yang seharusnya membuat mereka bahagia karena bisa menimang cucu, tak dapat mereka rasakan karena keponakan saya itu tidak mau didekati kakek dan neneknya.

Keponakan saya itu sama sekali tidak mau didekati oleh kakek dan neneknya sejak pertama datang, sampai mereka kembali lagi ke Semarang. Padahal, seminggu lebih mereka tinggal bersama satu rumah.

Dari yang saya amati ada dua faktor utama keponakan saya itu tidak mau dekat dengan neneknya. Pertama sifat dia yang sangat pemalu, yang kedua bapak dan ibu saya suka terburu-buru dan suka gemas ingin mencium cucunya.

Sebagai anak yang masih berusia 4 tahun pada saat itu dengan sifat pemalunya, sangatlah wajar jika dia tidak mau dekat dengan orang baru. Sebab, pertama kali bertemu kakek dan neneknya masih berusia empat atau lima bulan dan baru bertemu lagi setelah umur empat tahun. Tentu saja dia tidak akan ingat dan menganggap kakek dan neneknya sebagai orang asing.

Lalu, dengan tidak menghiraukan hal itu, ibu saya langsung menciumnya dengan penuh kerinduan dan rasa gemas. Dan hal itu membuat keponakan saya merasa tidak nyaman.

Tapi alhamdulillah, sekarang sudah akrab walau lama tak bertemu karena keponakan saya itu kini sudah besar. Jadi, dia sudah bisa memahami bahwa kakek dan neneknya bukan orang asing dan patut untuk disayangi.

Belajar dari kejadian itu, setelah menikah dan punya anak, saya bersikap lebih hati-hati agar kejadian itu tidak terjadi pada anak saya. Apalagi ibu saya orangnya baperan. Cucunya tidak mau dicium langsung mewek. 😂😂😂

Sama dengan kakak, pertama kali saya mengajak anak ke rumah neneknya saat masih empat bulan. Selanjutnya setiap dua atau tiga bulan sekali saya mengajak anak kesini. Selain karena saat itu saya bekeja di sini, juga karena saya ingin agar anak lebih dekat dengan kakek dan neneknya. Dengan pertimbangan jarak yang dekat pula jadi, saya rasa tidak masalah sering-sering mengajak anak kesini.

Setelah tidak bekerja di sini lagi, lumayan lama saya tidak mengajak anak kesini. Barulah awal bulan puasa kemarin saya mengajak anak kesini lagi. Karena lama tak bertemu dengan cucunya, ibu saya langsung mencium Khayla dengan penuh rasa gemas. Dan agak terkejut saya melihat respons yang diberikan Khayla, dia menolak dicium. Melihat itu saya bilang ke ibu agar jangan mencium dulu.

Untungnya sebelum ibu mencium Khayla, saya sudah meminta Khayla untuk bersalaman. Bukannya apa-apa selain membiasakan hal baik, anak saya itu amat sangat susah akrab dengan orang dewasa yang baru dikenal dan pertama bertemu tidak bersalaman.

Alasan pastinya saya tidak begitu tau, kenapa anak saya susah akrab dengan orang yang baru dikenal jika pertama bertemu tidak bersalaman. Sebaliknya, walaupun awalnya malu-malu, tetapi jika saat bertemu sudah bersalaman akan lebih mudah akrab.

Kalau menurut analisa saya si, mungkin bersalaman itu memberikan kesan pada anak saya bahwa dia orang baik jika pertama bertemu langsung bersalaman. Ini berdasarkan pengalaman saya sebagai orang dewasa. Biasanya saya akan menganggap seseorang itu baik jika pertama bertemu dia itu ramah sopan dan lain sebagainya.

Analisa ini juga didukung dengan kejadian pada salah satu tetangga saya. Anak saya sangat tidak suka pada salah satu tetangga saya yang bernama ibu alip. Ibu alip ini jarang menyapa anak saya ketika dia masih bayi. Tetapi setelah anak saya Khayla bisa berjalan dan berbicara, dia sangat suka meledek. Seperti misalnya pura-pura mengambil mainan Khayla secara paksa, bilang Khayla jelek dan lain-lain.

Karena kejadian itu meski anak saya baru berusia 2 tahun lebih, sangat tidak suka dengan ibu alip. Bahkan jika melihat ibu Alip duduk di teras depan rumah, Khayla segera menyuruhnya pergi. Tapi alhamdulillah ibu Alip tidak tersinggung karena dia sadar bahwa itu hanya sifat anak anak. Tapi ini juga menjadi PR bagi saya untuk memahami sifat dan karakter Khayla lebih dalam lagi, agar dia tidak membenci seseorang.

Kembali ke topik kedekatan Khayla dengan neneknya. Dengan berhasil memberikan kesan pertama yang positif pada anak saya, tentu akan lebih mudah bagi saya untuk membuat mereka kembali akrab. Ini didukung karena saya cukup memahami karakter dan sifat Khayla.

Dengan memahami karakter Khayla yang salah satunya suka penasaran, ini saya gunakan untuk membuat dia akrab dengan neneknya.

Setelah memberikan pengertian pada ibu agar jangan memaksa mendekati Khayla, akhrinya saya menemukan momen yang tepat untuk membuat Khayla akrab dengan neneknya. Momen itu adalah saat ibu sedang mengupas kentang. Sambil memperhatikan neneknya mengupas kentang Khayla bertanya. “Nini lagi ngapa?” (Nenek sedang apa?)

Disitu saya pikir sebagai momen yang tepat, lalu saya jawab. “Nini lagi nyeti kentang, Khayla pengin ngrewangi nini?” (Nenek lagi mengupas kentang, Khayla mau bantu nenek?)

Dengan melihat antusiasme anak ingin membantu neneknya, saya segera menyuruh Khayla untuk mendekat. Karena pisau yang ada tajam semua, saya memberikan sendok sebagai gantinya.

Anak sesusia itu tentu kesulitan mengupas kentang. Dan dari kesulitan itu dia menjadi sedikit lebih akrab karena dia jadi minta diajari sama neneknya.

Beberapa hari berikutnya Khayla masih terlihat canggung menjalani aktifitas bersama neneknya. Tapi setiap ada momen yang pas, saya selalu menjadikan itu sebagai sarana agar dia lebih akrab. Contoh lain ketika Khayla minta dibuatkan susu, saya minta agar dibuatkan sama nenek.

Dengan cara itu, alhamdulillah sekarang Khayla sudah akrab sekali dengan neneknya. Bahkan sering kali minta mandi sama nenek, makan disuapin sama nenek. Ini tentu menjadi kebahagiaan tersendiri bagi ibu saya, sebab Khayla merupakan satu-satunya cucu yang ada di rumahnya saat ini.

Dari cerita diatas dapat diambil kesimpulan menjadi sebuah tips sederhana, bagaimana membuat cucu akrab dengan kakek dan neneknya.

Berikut tips yang dapat saya rangkum:

1. Berikan kesan pertama yang baik.

Seperti orang dewasa, kesan pertama saat bertemu orang baru, sangat berpengaruh pada komunikasi selanjutnya. Usahakan agar pertemuan pertama antara cucu dan kakek neneknya memberika kesan menyenangkan bagi si anak. Misalnya dengan menyuruhnya bersalaman.

2. Jangan biarkan kakek nenek memaksa mendekati si anak.

Melihat cucu yang baru datang dari luar kota, biasanya membuat kakek dan nenek merasa gemas dan memaksa mencium cucunya. Namun jangan biarkan itu justru menjadi kesan pertama yang buruk bagi anak, karena mereka belum akrab. Berikan pengertian pada bapak ibu agar menunggu nanti menciumnya kalau sudah hilang capek dan lelahnya.

3. Pahami sifat dan karakter anak.

Setiap anak memiliki sifat dan karakter yang berbeda-beda. Seperti yang kita ketahui memahami karakter anak sangat bermanfaat untuk mengerti keinginan dan mengendalikan emosi anak. Termasuk untuk membuat akrab dengan kakek dan neneknya.

4. Biarkan anak yang mendekati kakek dan neneknya.

Meskipun anak tidak mau akrab dengan kakek dan neneknya saat perama bertemu, pasti akan ada momen untuk membuat mereka akrab. Setelah memahami sifat dan karakter anak, cari momen yang tepat untuk membuat mereka akrab. Misalnya ada hobi anak yang sama dengan kakek atau neneknya, lalu jadikan itu sebagai momen yang tepat.

5. Berikan lebih banyak waktu pada anak bersama kakek dan neneknya.

Setelah tampak akrab, biarkan mereka menghabiskan lebih banyak waktu untuk bersama. Tujuannya agar semakin akrab dan memberikan kenangan yang menyenangkan bagi anak, agar suatu hari nanti saat datang ke rumah nenek lagi tidak kerepotan seperti saat pertama bertemu.

Tips ini tentu tidak berguna bagi anak yang mudah akrab dengan orang baru.
Apabila ada yang mau berbagi pengalaman boleh ditulis di kolom komentar. Monggooooo……..

11 respons untuk ‘5 Tips Membuat Anak Akrab Dengan Kakek Dan Neneknya

Add yours

  1. Mntap tipsnya, sy suka. Wlau trnyta kesimpulan tipsnya di akhir2 tulisan, td sy bcanya gak sbar, heee… Ini jd pljran jg bg sy. Kmrin sy punya pnglman trhdap anak kcil tmn sy, dia jd takut dg sy..mungkin sy tlah slh mmbrikan ksan. 😂😂
    Pdhal, sy sllu akrab hmpir dg smua anak, tp yg ini justru anak tsb tkut, umurnya blm gnap setahun.

    Mksh skli lg utk tipsnya. Nampaknya Anda cocok jg jd psikolog anak :))

    Disukai oleh 1 orang

    1. Klo mas Desfortin biasanya mudah dekat sama anak. Mungkin emang si anak yg takut saja. Lagipula sangat wajar klo umur setahun. Anak saya saja yg udah dua tahun lebih saja kadang suka takut sama orng baru. Hehehe

      Klo jd psikolog ana terlalu berlebihan hahahaha

      Suka

  2. Betul mas, setuju banget sih ini dr pengalaman pribadi jg ke ponakan

    wajar bgt Khayla kzl ama tetangganya, hehe, anak kecil memorinya kuat bgt, kalau ad yg suka ‘jahat’ (jahat versi mereka: maksa gendong, ngambil mainan, ngegodain pdhl ga demem ), selanjutnya mereka bakal jaga jarak 😂😂😂

    setuju biar anaknya yg mendekati, jgn d paksa

    Disukai oleh 2 orang

  3. Tak tambahi tips nya… Suruh kakek nenek ngasi duit terus sama cucunya.. Biar makin betah.. Pokokke dimanja tenan.. Li sui sui betah ro mbahne… 😁😁😁
    Bahkan bisa wegah mbek wong tuane palah krasan ro mbaha ne… 😂

    Disukai oleh 2 orang

  4. kalo anak saya alhamdulilah keduanya ga menolak pas ketemu sama nenek di Cilacap, soalnya memang saya agendakan sering bertemu ya 2-3x setahun terkadang juga kalau saya ga pulang ya neneknya yang datang ke Purwakarta. Kalo sama kakek-nenek di Subang mah jangan ditanya karena hampir setiap hari ketemu 😀

    Suka

    1. Waah bagus itu mas. Anak yg takut sama orang baru tidak semua ada yg memang sama siapapun gk takut jd lebih enak klo kenal sama ieng baru.

      Berarti jawa sunda iki berrtu yo mas? Di singkat JANDA hihihi pisssss 😂😂😂

      Suka

Tinggalkan komentar

Buat Blog di WordPress.com.

Atas ↑