Tradisi Unik Rokok Lintingan Tembakau Dengan Campuran Kemenyan

Apa yang terlintas di benak kamu jika mendengar kata kemenyan?

Jika mendengar kata kemenyan, yang terlintas di benak kamu pasti tidak jauh-jauh dari sesuatu yang berbau mistis. Tapi, tidak benar jika kemenyan selalu identik dengan sesuatu yang berbau mistis.

Gambar kiriman WhatsApp.

Seperti tradisi unik yang ada di Banjarnegara, khususnya di daerah pedesaan. Masyarakat di sana menjadikan kemenyan sebagai campuran tembakau untuk merokok.

Tembakau yang digunakan di sana juga bukan sembarang tembakau yang umum dijual di pasaran. Tembakau khusus itu dibuat dengan proses yang rumit dicampur berbagai bahan, diasap dan dipres selama beberapa hari sehingga menciptakan aroma, warna dan bentuk yang khas. Sekilas aroma tembakau ini menyerupai rokok Marlboro jika dilinting tanpa menggunakan campuran kemenyan, tetapi rasanya lebih berat. Bahkan jika tidak biasa dan langsung mengisap lintingan tembakau ini tanpa kemenyan bisa pingsan.

Bentuk unik dan warna hitam yang dihasilkan karena proses pengepresan dan pengasapan selama berhari hari. Tidak seperti tembakau pada umumnya yang hanya di potong kecil-kecil, tembakau khas Banjarnega ini setelah dipotong dan dicampur berbagai bahan lalu dipres dan diasap sehingga membentuk sebuah lempengan yang disebut satu eler. Satu eler dapat dibagi memjadi enam bagian atau sepranem (seper enam). Sepranem masih bisa dibagi lagi menjadi 10-12 bagian yang disebut satu taning. Satu taning memiliki ukuran panjang sekitar 7-10 cm lebar 2-3 cm dan ketebalan 2,5_ 3 cm. Ukuran satu taning tampak seperti pada gambar dibawah ini.

Satu taning dijual dengan harga rata-rata Rp5.000,00 sampai Rp30.000,00. Dahulu merokok lintingan tembakau pres semacam itu identik sebutan “Rokoke wong kere” (Rokoknya orang miskin). Karena satu taning dengan harga segitu bisa digunakan untuk merokok selama satu sampai dua minggu. Bila dibandingkan dengan rokok pabrikan tentu jauh lebih murah, dan karena itulah sebutan rokoke wong kere melekat.

Namun kini sebutan tersebut sudah tidak begitu melekat sebab tembakau pres semacam itu juga juga ada yang dihargai Rp50.000,00 sampai Rp300.000,00 per taning. Hal itu tentunya tidak lepas dari kualitas dan cita rasa yang dihasilkan jauh lebih nikmat bila dibandingkan dengan tembakau dengan harga puluhan ribu.

Tembakau semacam itu tidak hanya terdapat di daerah Banjarnegara saja, tetap di sebagian kabupaten Wonosobo, Purbalingga dan konon katanya di Purworejo juga ada.

Di beberapa daerah seperti Dieng dan sekitarnya lintingan tembakau tidak hanya dicampur kemenyan, masih di tambah lagi dengan cengkeh atau kelembak. Kemenyan yang digunakan juga bukan kemenyan biasa, tapi sudah dicampur dengan berbagai bahan salah satunya madu. Oleh karena itu kemenyan menjadi sedikit lebih wangi bercampur aroma madu.

Cara pembuatannya pun cukup mudah. Sebelum melinting, tembakau harus lebih dulu dihaluskan menyerupai bubuk dan di taruh di atas kertas papir. Setelah itu tembakau ditata sepanjang kertas yang ada. Jika kurang panjang masih bisa disambung. Seperti aku kalau melinting tembakau itu saat di kampung satu kertas papir masih kurang, jadi harus disambung.

Setelah itu, di taburi kemenyan yang juga sudah dihaluskan dengan cara dirajang menggunakan pisau kemudian diremas menggunakan jari. Kemudian tinggal dilinting menggunakan tangan.

Satu kekurangan rokok lintingan dengan jenis tembakau ini kalau agak lama tidak dihisap akan mati, jadi harus dibakar lagi sehingga menjadi boros korek hahaha.

Bagi kamu pecinta rokok tidak ada salahnya mencicipi rokok lintingan khas Banjarnega ini. Tapi bukan dalam rangka mengajari orang untuk merokok ya. 😂😂😂 Meskipun aku Sudah merokok sejak kelas 3 SD. Ini hanya bagi kamu yang memang sudah menjadi perokok.

Itulah sedikit coretan tentang rokok lintingan khas Banjarnega dengan campuran kemenyan.

Jadi jangan heran jika kamu pergi ke daerah pedesaan di Banjarnegara akan mendapati aroma rokok bercampur kemenyan.

Apakah kamu pernah berkunjung ke daerah Banjarnegara dan mendapati aroma rokok lintingan beraromakan kemenyan?

Mari berbagi cerita.

17 respons untuk ‘Tradisi Unik Rokok Lintingan Tembakau Dengan Campuran Kemenyan

Add yours

  1. Wih unik banget. Meskipun saya bukan ahli hisap, tapi kok ya penasaran dengan rasa kemenyannya yak? Kirimin bang.. Ha ha..

    Kalau dibuat seperti bubuk apakah gak tersedak bang? Kalau dihisap.

    Suka

    1. Hahah ya boleh juga asal siap bayar ongkir nyaas hahaha..

      Sebenarnya tidak mirip bamget bubuk tapi menyerupai dan tidak sehalur bubuk jg. Itu karena tembakanya dipres kan jadi keras mad jadi harus dihaluskan dulu. Boso jowone di wrenyet mbek ✋ tangan. Hihi

      Suka

Tinggalkan komentar

Buat Blog di WordPress.com.

Atas ↑